Saturday, January 31, 2015

Jahe Rimpang

Jahe rimpang adalah bagian dari tanaman jahe yang berupa umbi yang disebut rimpang yang tumbuh dan berkembang didalam tanah. Rimpang jahe inilah yang menjadi obyek hasil panen dan mempunyai manfaat secara ekonomis dari tanaman jahe. Pemanfaatan rimpang jahe ini terkait dengan unsur yang terkandung didalam rimpang jahe.

Kandungan dalam rimpang jahe ditentukan oleh varietas, nutrisi dan lama penanaman. Tidak semua rimpang jahe dipanen di usia tua, panen rimpang jahe dilakukan berdasarkan target peruntukan yang telah ditetapkan didalam perencanaan budidaya. Misalnya kita mempunyai perencanaan untuk membuat acar jahe, maka berdasarkan perencanaan tersebut, maka pilihan ideal rimpang jahe yang dijadikan target panen budidaya adalah jahe rimpang varietas jahe gajah yang dipanen pada usia muda.

Dalam literatur ini, Jahemedia mencoba untuk melakukan pengelompokan rimpang jahe seperti dapat dilihat dalam bagan berikut

Dari pengelompokan ini, diharapkan calon pembudidaya sudah mempunyai panduan dalam melakukan pemetaan perencanaan budidaya jahe yang disesuaikan dengan target peruntukannya. Hal ini penting karena dengan perencanaan budidaya jahe yang tepat, maka hasil yang akan didapatkan pastinya akan lebih optimal dan sesuai target.

Untuk memudahkan dalam aplikasi perencanaan budidaya jahe ini, Jahemedia memberikan contoh untuk perencanaan budidaya yang matching dengan target output produksi. Mari kita perhatikan contoh aplikasinya dalam project berikut :

  • Dalam produksi minyak atsiri jahe maka yang menjadi konsentrasi output produksinya adalah kandungan aroma. Dan berdasarkan ROA (Result Of Analisys) laboratorium terhadap rimpang jahe, maka kandungan oleoresin (identik dengan aroma) yang paling tinggi terdapat dalam varietas jahe merah jenis kecil dengan usia panen tua (11 bulan setelah tanam). Berdasarkan informasi ini, untuk mendapatkan ouptput panen yang optimal dan sesuai dengan target peruntukannya, maka calon pembudidaya harus melakukan budidaya penanaman jahe dengan menggunakan varietas jahe merah dengan jenis kecil dan dengan masa panen 11 BST (Bulan Setelah Tanam)

Dari gambaran diatas, maka sudah semestinya industri yang membutuhkan pasokan rutin untuk kebutuhan produksinya, harus melakukan pengukuran dan menetapkan kriteria rimpang jahe secara lebih spesifik. Ini menjadi hal krusial karena terkait dengan optimalisasi output produksi. Terkait dengan hal ini, Jahemedia telah dipercaya oleh beberapa buyer industri untuk ikut dalam proses manajerial dan teknis supplaychain material melalui skema yang sistematis.

Jahemedia menyediakan spesifikasi bibit jahe berkualitas siap tanam yang banyak dibutuhkan oleh industri, bagi calon pembudidaya yang ingin mendapatkannya silahkan anda lihat spesifikasi teknis melalui link >>> bibit jahe jahemedia >>>


Dari basic knowledge yang sudah dipaparkan secara sederhana diatas, diharapkan calon pembudidaya sudah mendapatkan gambaran yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk bahan perencanaan budidaya jahe. Untuk selanjutnya akan dibahas tentang budidaya jahe mulai dari perencanaan sampai dengan penjualan hasil panen jahe, yang akan diulas secara berurutan sehingga memudahkan dalam memahami tahapan budidaya jahe. 

Akan lebih baik jika anda membaca paparan jahepedia secara berurutan, dikarenakan materi dalam jahepedia telah disusun secara urut oleh team Jahemedia. Silahkan ikuti literatur selanjutnya tentang budidaya jahe dengan klik >>> bibit jahe jahemedia >>>

Friday, January 30, 2015

Budidaya Jahe


Dalam pokok bahasan budidaya jahe, melalui konten ini Jahemedia akan memulai dengan memberikan pengantar sederhana tentang budidaya secara umum. Untuk lebih memudahkan dalam memahami hal tentang budidaya umum, berikut ini team Jahemedia sengaja menyajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut

Jadi dalam membahas budidaya tanaman tidak hanya "mengkerdilkan" pemikiran kita hanya sebatas tanam saja atau pembelian bibit saja atau penyediaan pupuk saja atau masalah market pasca panen saja. Budidaya mempunyai perspective menyeluruh terkait dengan segala hal mulai awal budidaya sampai dengan pasca panen.

Seperti yang dapat kita lihat melalui internet, penyajian literatur terkait budidaya jahe mayoritas hanya disajikan dengan dasar paradigma yang sempit. Artinya bahwa literatur-literatur tersebut disusun oleh pihak yang tidak mempunyai kompetensi dalam hal budidaya jahe dan hanya sedikit literatur yang disajikan oleh pihak yang mempunyai kapabilitas dalam budidaya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Jahemedia mengajak semua pihak untuk menyikapi fenomena itu agar calon pembudidaya tidak menjadikan informasi yang menyesatkan dari pihak-pihak yang tidak capable tersebut sebagai referensi dalam budidaya jahe yang akan dilakukan.

Kembali terkait dengan budidaya jahe, melalui kontent ini Jahemedia hanya akan menyampaikan sebatas perspektif budidaya jahe saja dikarenakan tujuan dari penyajian konten dalam situs Jahemedia bersifat sederhana tetapi tetap bisa dijadikan referensi awal yang valid dan reliable terkait dengan budidaya jahe. Untuk calon pembudidaya yang telah mempunyai minat budidaya jahe dan ingin mendapatkan ulasan lebih lanjut dan lengkap, maka anda bisa dapatkan dengan klik di link >>> bibit jahe jahemedia >>>. 

Perspektif budidaya jahe
Substansi dalam perspektif budidaya jahe meliputi :
  1. Perspektif target budidaya yaitu pemetaan tujuan dari budidaya jahe, misalnya kita mempunyai opsi tujuan budidaya jahe untuk bisnis komersial. Tentunya dengan tujuan ini kita harus melakukan pemetaan target market untuk hasil panen budidaya jahe.Hal ini akan berbeda ketika kita mempunyai tujuan budidaya untuk penelitian atau uji coba sample budidaya.
  2. Perspektif tinjauan referensi budidaya yaitu pengumpulan dan filter informasi terkait dengan referensi valid dan reliable seluruh aspek budidaya yang berhubungan dengan target budidaya. Inilah yang menjadi faktor penting agar resiko budidaya lebih terkalkulasi. Sekali lagi kita harus berhati-hati dalam menentukan referensi budidaya dikarenakan banyak informasi yang ada di internet yang harus kita filter dikarenakan cenderung menyajikan informasi menyesatkan dan dilansir oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak mempunyai kapabilitas dalam hal budidaya jahe.
  3. Perspektif gambaran pelaksanaan budidaya yaitu melakukan proyeksi kesiapan internal calon pembudidaya terhadap pelaksanaan budidaya jahe yang didasarkan pada referensi valid dan reliabel yang telah berhasil didapatkan. Hal ini terkait dengan gambaran kecukupan lahan, kesiapan & penguasaan manpower pelaksana, kesiapan modal budidaya, penyikapan 12 faktor penentu budidaya terhadap kondisi riil dan gambaran manajemen panen hasil budidaya jahe.

Konten selanjutnya, Jahemedia akan menyajikan cara memulai dan langkah-langkah budidaya jahe, yang pembahasannya dapat anda ikuti dengan klik link >>> bibit jahe jahemedia >>>

Untuk ulasan lebih detail yang lebih lengkap terkait dengan budidaya dibidang agrobisnis, bagi calon pembudidaya yang berminat dan ingin lebih serius atau ingin memulai usaha dibidang agrobisnis, saat ini anda bisa mendapatkan produk-produk Jahemedia yang telah dipersiapkan sebagai referensi teknis dan manajerial yang valid serta reliable berupa :
  1. e-book panduan budidaya jahe untuk skala budidaya kecil
  2. e-book panduan budidaya jahe lengkap untuk skala budidaya bisnis komersial
  3. pelatihan lapang pembuatan pupuk lengkap untuk kepentingan komersial dan budidaya tanaman
  4. pelatihan online pembuatan pupuk dengan teknologi dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai lembaga formal yang mempunyai kompetensi dan kapabilitas yang sudah terpercaya secara global
  5. dalam waktu dekat, team Jahemedia akan membuka program wirausaha yang secara langsung memberikan kepada anda sebuah unit usaha potensial dan sustainable. Program ini langsung bekerjasama dengan dua badan usaha sebagai praktisi bisnis dan telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga formal pemerintah
Untuk keterangan lebih lanjut anda bisa melakukan download prospectus produk-produk tersebut dengan melakukan klik pada download button dibawah ini.

Thursday, January 29, 2015

Persiapan dan Cara Memulai Budidaya Jahe

Perspektif budidaya jahe yang sudah disampaikan pada bahasan sebelumnya, merupakan bagian dari persiapan budidaya jahe. Secara prinsip persiapan dan cara memulai budidaya jahe adalah aktifitas yang mengacu pada persepectif budidaya seperti yang diulas pada bahasan sebelumnya yang meliputi :
  1. Acuan target budidaya
  2. Acuan referensi budidaya
  3. Acuan kesesuian sumberdaya internal yang dimiliki oleh calon pembudidaya dengan target budidaya

Acuan dalam perspektif budidaya jahe tersebut diatas, merupakan hal yang menentukan dalam proses pengambilan keputusan dalam tahapan teknis budidaya yang akan kita bahas dalam konten selanjutnya. Dari ketiga acuan tersebut, acuan referensi budidaya menjadi inti dan prioritas dalam perspektif budidaya, khususnya bagi calon pembudidaya yang belum mempunyai pengalaman dalam hal budidaya jahe. 

Bagi yang sudah mempunyai pemahaman dan pengalaman budidaya jahe, konsentrasi terhadap target budidaya dan penyikapan kesesuian sumberdaya internal yang dimiliki oleh calon pembudidaya dengan target budidaya, menjadi aktifitas yang juga memerlukan guidance referensi sebagai bahan masukan untuk menjalankan langkah-langkah budidaya. Perhatikan gambar berikut

Melihat gambar tersebut, baik pembudidaya yang sudah pernah budidaya jahe maupun pembudidaya baru sama-sama membutuhkan referensi dalam memulai budidaya jahe.

Jadi langkah persiapan dan cara memulai budidaya jahe adalah pihak pembudidaya harus memulai dengan mencari, menemukan dan menentukan referensi yang valid dan reliabel sebagai sumber untuk informasi manajerial dan teknis budidaya jahe.

Berikut ini adalah gambaran studi kasus dalam budidaya jahe yang bisa meyakinkan anda bahwa referensi memegang peranan kunci dalam memulai budidaya jahe. Jahemedia sengaja menggunakan contoh kasus nyata yang benar-benar terjadi, agar memudahkan para pembaca dalam situs ini lebih mudah memahaminya.
  • Studi Kasus : Buyer membutuhkan suplai jahe gajah muda secara rutin untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sebuah perusahaan agro yang mempunyai farm di daerah cianjur, berbekal pengalaman dalam hal budidaya sayuran dan manajemen supply chain komoditas agro, melakukan perikatan kontrak dengan buyer untuk suplai secara rutin jahe gajah muda.
    Setelah terjadi ikat kontrak, maka masuk pada tahapan pelaksanaan. Pada pelaksanaan schedule supply pertama, pembudidaya mengalami kendala dalam hal kuantitas supply tidak mencukupi dan perhitungan hasil penjualan dibandingkan dengan biaya budidaya mengalami minus (rugi).
    Pada waktu itu team Jahemedia diundang oleh tenaga ahli teknis pelaksana dari perusahaan agro tersebut untuk ikut mencarikan solusi atas pelaksanaan budidaya tersebut.

Berdasarkan studi kasus diatas, Jahemedia mencoba untuk menuangkan pengalaman nyata yang berharga tersebut kedalam ulasan dalam konten ini agar para pihak juga dapat mengambil kesimpulan dan manfaat dari ulasan ini. Analisa perumusan masalah dari studi kasus diatas adalah sebagai berikut :
  1. Target dan spesifikasi material jahe yang diminta adalah permintaan khusus yaitu jahe muda(jahe umumnya dipanen di usia tua dengan tujuan mencapai bobot dan kandungan optimum)
  2. Pelaksana budidaya sudah mempunyai pengalaman walaupun tidak dalam kapasitas penanaman varietas yang sama
  3. Terjadi permasalahan di kuantitas panen tidak dapat memenuhi kuantitas supply
  4. Hasil penjualan lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi

Dari perumusan masalah tersebut diatas, team Jahemedia berhasil memberikan statement dan rekomendasi bagi perusahaan agro tersebut, diantaranya akan sedikit disebutkan dibawah ini :
  1. Permintaan spesifikasi khusus (jahe muda), maka secara otomatis bobot dan kandungan hasil panen tidak sedang berada dalam kondisi optimal. Artinya bobot yang realistis dicapai adalah kurang dari bobot potensi
  2. Permintaan spesifikasi khusus (jahe muda), maka idealnya untuk strategi budidaya juga harus menggunakan teknis tanam khusus. Artinya kalau dilakukan penanaman dengan teknik yang umum maka biaya produksinya jelas berpotensi lebih besar dari pada hasil penjualan dikarenakan bobot panen tidak dalam syarat dan kondisi optimal
  3. Buffer resiko terkait kekurangan kuantitas, sangat sulit untuk dicarikan tambahan kuantitas dari pasar umum dikarenakan kebanyakan di pasar umum hanya menyediakan material rimpang jahe yang usianya diatas usia jahe muda. Selain itu juga tidak memungkinkan mengambil dari petani dengan alasan bahwa petani sudah terbiasa panen jahe diatas usia rimpang jahe muda
Dari banyak pengalaman yang telah didapatkan oleh Jahemedia, maka sekali lagi untuk pihak-pihak yang mempunyai keinginan kuat dan serius untuk melakukan budidaya, berhati-hatilah dalam memilih referensi. Pilih referensi yang benar-benar mempunyai kapabilitas dan kapasitas. Sekali lagi banyak di internet informasi yang harus kita saring dan banyak informasi yang dilansir oleh orang-orang yang tidak mempunyai kapabilitas dan kompetensi dalam hal budidaya jahe.

Selanjutnya ikuti bahasan langkah-langkah budidaya jahe, silahkan klik link >>> bibit jahe jahemedia >>>

Wednesday, January 28, 2015

Langkah dan Tahapan Budidaya Jahe

Selanjutnya setelah tahapan krusial terkait manajerial budidaya telah berhasil kita petakan, maka untuk langkah selanjutnya adalah terkait dengan langkah dan tahapan teknis budidaya jahe. Bagi calon pembudidaya yang belum membaca tahapan persiapan budidaya jahe, silahkan anda baca ulasan di jahepedia secara berurutan, karena materi sudah disusun secara berurutan untuk memudahkan anda memahami step by step budidaya jahe.

Berikut ini Jahemedia akan memberikan contoh langkah tahapan budidaya jahe dengan skala bisnis komersial. Untuk lebih mudah dalam memberikan gambaran, silahkan pelajari gambar bagan berikut ini

 
Berdasarkan gambar bagan diatas, Jahemedia akan melakukan pembahasan pada point-point yang penting saja. Untuk ulasan lebih detail dan lebih lengkap, bagi calon pembudidaya yang serius atau ingin masuk bidang agrobisnis, silahkan klik link dibagian akhir konten paparan ini.

Penetapan Teknis Tanam Budidaya Jahe
Kebanyakan teknis tanam jahe yang di paparkan dalam internet pada umumnya ada 2 teknis tanam. Dan yang paling banyak menjadi viral di kalangan calon pembudidaya adalah teknis tanam jahe menggunakan polibag.  Banyak pihak yang tidak mempunyai kompetensi dan kapabilitas dalam budidaya jahe memberikan informasi menyesatkan melalui budidaya jahe dalam polibag.

Berdasarkan pengalaman Jahemedia selama lebih dari 5 tahun, untuk teknis penanaman jahe ada 5 macam teknis tanam. Masing-masing teknis tanam dapat diaplikasikan menyesuaikan dengan kondisi dan target spesifikasi yang diharapkan. Dapatkan e-book panduan lengkap budidaya jahe 4 teknis tanam dengan klik dilink >>> bibit jahe Jahemedia >>>

Jadi tidak benar informasi bahwa penanaman jahe dengan metode budidaya jahe dengan polibag akan lebih menjanjikan dibandingkan dengan metode budidaya yang lainnya. Ada 12 faktor yang mempengaruhi optimalisasi budidaya, dan metode tanam hanya 1 dari 12 faktor tersebut, jadi klaim pihak yang mengatakan bahwa budidaya jahe dengan polibag akan mendapatkan hasil optimal adalah statement dari pihak yang sudah dipastikan tidak mempunyai kapabilitas dan kompetensi dalam hal budidaya jahe.

Strategi Buffer Risk Budidaya Jahe
Hukum keuntungan dan resiko dalam bidang usaha apapun, menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, termasuk dalam usaha budidaya jahe. Diperlukan perencanaan buffer risk agar dalam setiap usaha budidaya jahe yang kita jalankan, dengan tujuan agar resiko budidaya lebih terkalkulasi.

Salah satu skema buffer risk dalam budidaya adalah dengan memilih referensi budidaya yang valid dan reliabel. Untuk contoh skema buffer risk ini, Jahemedia akan menyajikan lebih detail didalam e-book panduan budidaya jahe lengkap yang bisa anda dapatkan dengan ketentuan seperti tercantum dalam link >>> bibit jahe Jahemedia >>>

Pengukuran Index Budidaya Jahe
Pengukuran index budidaya jahe dilakukan dengan mencari index berupa angka kebutuhan pos-pos biaya budidaya dalam satuan tertentu, yang digunakan untuk simulasi perhitungan analisis ekonomi budidaya jahe yang akan dijalankan. Tujuan dari pengukuran index ini adalah agar pembudidaya mendapatkan nilai efisiensi dan efektifitas budidaya jahe.

Kelompok pos-pos budidaya jahe yang dilakukan pengukuran index adalah :
  1. Pos sarana produksi budidaya jahe (bibit, pupuk, sewa lahan, sarana produksi lainnya)
  2. Pos tenaga kerja (olah lahan, penanaman, perawatan)
  3. Pos panen (tenaga kerja, repacksi hasil panen, dan packing/pengiriman hasil panen)
Untuk mengetahui lebih detail mengenai cara pengukuran index budidaya jahe dan pos-pos yang diukur dalam pengukuran index, Jahemedia akan sajikan didalam e-book panduan budidaya jahe lengkap. Untuk mendapatkannya silahkan klik link >>> bibit jahe Jahemedia >>>

Pembuatan Economic Analisys Budidaya Jahe
Penyajian Economic Analisys budidaya jahe merupakan tahap lanjutan setelah kita berhasil melakukan pengukuran index budidaya melalui incubator budidaya. Hasil perhitungan dalam economic analisys berupa :
  1. Analisa perhitungan Break Event Point (BEP) budidaya jahe (BEP bobot panen, BEP harga)
  2. Analisa perhitungan working capital dan investment capital budidaya jahe
  3. Analisa perhitungan Payback Periode budidaya jahe
  4. Analisa perhitungan panen budidaya jahe
  5. Analisa perhitungan  margin budidaya jahe
Dari analisa tersebut, diharapkan kita mampu mengukur kelayakan budidaya jahe yang akan dijalankan.

Pemesanan bibit jahe dan pengadaan pupuk
Dalam prakteknya kebanyakan pembudidaya khususnya yang baru terjun dalam budidaya jahe, menjalankan olah lahan terlebih dahulu sebelum melakukan pemesanan bibit jahe dan pengadaan pupuk. Tahapan ini adalah salah dan bisa berakibat mengalami kerugian sebelum budidaya dilakukan. Tahapan yang benar adalah pemesanan bibit dan pengadaan pupuk dilakukan sebelum pengolahan lahan.

  • Studi kasus : Jahemedia pernah diundang oleh sebuah perusahaan pakan ternak besar untuk melakukan setting ulang budidaya jahe, yang akan dilaksanakan melalui program CSR dengan memanfaatkan space lahan yang dimiliki untuk budidaya jahe. Tenaga pelaksana telah melakukan olah lahan sampai dengan membuat bedeng / bubun tanah sebagai tempat untuk penanaman jahe. Setelah pekerjaan tanah selesai dan rapi, mereka baru melakukan pembelian bibit jahe. Dikarenakan kebutuhan bibit jahe dalam jumlah besar, maka mereka melakukan pemesanan kepada penjual bibit yang mereka tunjuk. Dalam waktu menunggu pesanan bibit jahe disiapkan, bedengan tanah tererosi oleh hujan, angin dan getaran pergerakan tanah, sehingga mereka harus mengeluarkan biaya lagi untuk memperbaiki bedengan/bubunan tanah tempat untuk penanaman jahe. Permasalahannya tidak cukup berhenti disitu, ternyata vendor bibit yang mereka tunjuk tidak dapat memenuhi schedule pengadaan ditambah lagi pupuk kandang belum terfermentasi, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan lahan sebanyak 2 kali menjadi inefisien.
Dari studi kasus diatas, tentunya jangan sampai kejadian tersebut menimpa calon pembudidaya yang lain. Untuk itu lakukan pemesanan bibit jahe dan pengadaan pupuk terlebih dahulu sebelum olah lahan.

Bahasan selanjutnya adalah cara menghitung rencana anggaran budidaya jahe melalui posting analisa perhitungan budidaya yang disajikan dalam link berikut ini >>> bibit jahe jahemedia >>>

Tuesday, January 27, 2015

Analisa Perhitungan Budidaya Jahe

Dalam membuat keputusan budidaya jahe, tentunya keputusan tersebut harus berdasarkan analisa studi kelayakan budidaya jahe. Salah satu tool yang dibutuhkan untuk kepentingan analisa adalah perhitungan economic analisys budidaya jahe. Pendekatan analisa dalam perhitungan economic analisys menggunakan angka-angka yang didasarkan pada perhitungan matematis budidaya jahe.

Perhitungan matematis ini ditujukan agar analisa yang kita lakukan mempunyai dasar yang kuat dan dapat dipercaya. Hal ini sekaligus sebagai filter untuk menyaring informasi menyesatkan yang dilansir oleh kebanyakan situs yang ada di internet, sehingga hasil keputusan yang dibuat benar-benar logis dan mendekati kenyataan.

Analisa melalui perhitungan economic analisys ini mencakup beberapa hal seperti yang telah Jahemedia sampaikan pada pokok bahasan terdahulu. Bagi para calon pembudidaya yang belum membaca bahasan sebelum ini, silahkan mempelajari ulasan budidaya jahe yang telah disusun secara berurutan dalam jahepedia, yang bertujuan agar anda dengan mudah memahami langkah-langkah budidaya jahe.

Untuk memudahkan pemahaman dalam menyusun economic analisys, Jahemedia akan memberikan contoh draft perhitungan yang dapat anda lihat dalam gambar berikut.
Dari gambar tersebut, untuk lebih mudah dalam pengelompokannya dapat ditampilkan dalam draft sebagai berikut

Economic analisys budidaya diatas bisa juga dipergunakan untuk menghitung analisa budidaya tanaman yang lainnya. Untuk praktek pembuatan economic analisys, bagi calon pembudidaya yang berminat dan ingin lebih serius atau ingin memulai usaha dibidang agrobisnis, saat ini anda bisa mendapatkan produk-produk Jahemedia yang telah dipersiapkan sebagai referensi teknis dan manajerial yang valid serta reliable berupa :
  1. e-book panduan budidaya jahe untuk skala budidaya kecil
  2. e-book panduan budidaya jahe untuk skala budidaya bisnis komersial
  3. pelatihan lapang pembuatan pupuk lengkap untuk kepentingan komersial dan budidaya tanaman
  4. pelatihan online pembuatan pupuk dengan teknologi dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai lembaga formal yang mempunyai kompetensi dan kapabilitas yang sudah terpercaya secara global
  5. dalam waktu dekat, team Jahemedia akan membuka program wirausaha yang secara langsung memberikan kepada anda sebuah unit usaha potensial dan sustainable. Program ini langsung bekerjasama dengan dua badan usaha sebagai praktisi bisnis dan telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga formal pemerintah

Untuk keterangan lebih lanjut anda bisa melakukan download prospectus produk-produk tersebut dengan melakukan klik pada download button dibawah ini. Dan untuk bahasan selanjutnya adalah segala hal terkait dengan bibit jahe unggul dan proses bibit jahe yang bisa dilihat secara berurutan dengan klik link >>> bibit jahe Jahemedia >>>


Sunday, January 25, 2015

Bibit Jahe dan Benih Jahe


Paparan dalam kontent ini dimaksudkan untuk memberikan referensi kepada calon pembudidaya jahe mengenai perbedaan bibit jahe dan benih jahe. Hal ini penting sebagai edukasi bagi semua pihak dikarenakan fenomena jahe ini telah menarik banyak pihak untuk menawarkan produk-produk bibit jahe, pupuk untuk jahe dan sarana produksi lainnya yang terkait dengan budidaya.

Team Jahemedia tergelitik sekali dengan sebuah paparan literatur "pilih bibit rimpang kiloan atau bibit jahe tunas dalam polibag" yang diunggah di sebuah situs penjual bibit jahe. Dari judul entri saja sebenarnya secara logis sudah bisa disimpulkan bahwa knowledge dan pemahaman terhadap budidaya jahe masih sangat jauh dari kata menguasai budidaya jahe. Apakah anda akan memilih referensi dari pihak yang knowledge & pemahaman budidayanya masih diragukan??? Tentu saja tidak

Tentunya Jahemedia merasa perlu untuk memberikan referensi budidaya jahe secara valid dan berdasarkan knowledge, pemahaman dan experience budidaya jahe yang telah dijalankan oleh Jahemedia selama lebih dari 5 tahun kepada calon pembudidaya jahe. Harapan kami jangan sampai anda salah memilih referensi terkait dengan budidaya jahe.

Terkait dengan bibit jahe dan benih jahe, hal ini jelas sangat berbeda. Untuk memudahkan pemahaman tentang hal tersebut, silahkan amati bagan berikut

Sebagai informasi, menurut pengalaman Jahemedia, cara membuat bibit jahe bisa didapatkan dengan 2 cara :
  1. Proses Kultur Jaringan
  2. Proses Rimpang Benih
Dari gambar bagan diatas adalah cara mendapatkan bibit jahe siap tanam melalui proses rimpang benih jahe menjadi bibit jahe siap tanam. Jelas dari bagan diatas sangat berbeda sekali antara benih jahe dan bibit jahe, untuk mempermudah mengetahui perbedaannya coba kita paparkan sebagai berikut :
  1. Benih jahe adalah rimpang jahe yang bukan rimpang konsumsi (tapi tetap bisa dikonsumsi) yang memenuhi spesifikasi benih untuk diproses lebih lanjut menjadi bibit jahe siap tanam. Jadi rimpang konsumsi tidak layak untuk dijadikan sumber benih.
  2. Bibit jahe adalah bakal tanaman jahe yang telah melewati proses seleksi sehingga menjadi bibit siap tanam. Proses bibit jahe dilakukan seleksi secara satu per satu rimpang, dan tentunya tidak semua rimpang benih lolos untuk jadi bibit jahe siap tanam. Bagi yang membutuhkan bibit jahe siap tanam berkualitas, silahkan klik link >>> bibit jahe jahemedia >>>

Benih jahe biasanya kita beli dengan harga kiloan, karena masih berupa rimpang yang belum melewati proses seleksi. Sedangkan proses pembibitan jahe menurut standar dari Balai Pengawas dan Sertifikasi, tidak ada dasar ilmiah apapun terhadap perlakuan pembuatan bibit jahe dengan proses pembibitan memakai polibag.

Nah, tentunya dengan dasar ini anda sudah bisa memberikan penilaian terhadap literatur "pilih bibit rimpang kiloan atau bibit jahe tunas dalam polibag" yang diunggah di situs penjual bibit yang lain tersebut. Secara logis, dari literatur tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dalam hal teknis penguasaan terhadap budidaya jahe masih perlu banyak diupgrade.

Hal inilah yang membuat Jahemedia merasa perlu untuk melakukan edukasi terhadap calon pembudidaya, agar calon pembudidaya tidak salah dalam memilih sumber referensi yang masih sangat kurang penguasaan teknis budidayanya. Dari paparan yang banyak diposting, Jahemedia menyimpulkan hanya sedikit saja situs yang memahami dasar teknis budidaya.

Ikuti terus paparan yang ada di Jahemedia, lebih baik kalau anda bisa membaca secara berurutan karena konten ini telah disusun secara berurutan agar memudahkan anda untuk menemukan pintu gerbang budidaya jahe.  Untuk informasi dan referensi cara memilih dan mendapatkan bibit jahe yang baik silahkan klik link >>>bibit jahe jahemedia>>>

Saturday, January 24, 2015

Bibit Jahe Unggul dan Bibit Jahe Yang Baik

Dibutuhkan parameter obyektif yang bisa digunakan untuk menentukan bibit jahe unggul dan bibit jahe yang baik, Jahemedia mengamati dalam hal pola penentuan keunggulan bibit jahe yang baik, pada umumnya calon pembudidaya masih berpatokan pada nama varietas.

Dalam hal menentukan dan mendapatkan bibit jahe yang bagus, Jahemedia lebih cenderung menggunakan acuan  :
  1. Spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh lembaga formal yang sudahmempunyai kompetensi
  2. Proses standar berdasarkan pengalaman yang didapat dan dipahami yang telah dilakukan komparasi perlakuan 

Perlu dipahami bersama dalam hal budidaya secara umum, ada 12 faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tersebut. Bibit adalah salah satu faktor yang tekait dengan keberhasilan budidaya, artinya optimalisasi budidaya tidak hanya ditentukan oleh bibit saja. Begitu juga dalam hal budidaya jahe, untuk mendapatkan bibit jahe berkualitas siap tanam silahkan klik >>> bibit jahe jahemedia >>>

Dalam merencanakan dan mendapatkan bibit jahe unggul, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain :
  1. Penetapan varietas benih jahe yang baik dan sesuai dengan target tanam yang telah ditetapkan dalam perencanaan
  2. Penggunaan varietas benih jahe unggul dalam hal ini adalah sifat morfologi genetikanya, menjadi acuan dasar sebelum  melakukan langkah proses standar untuk mendapatkan bibit jahe unggul. Acuan penetapannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Jahemedia sangat berharap lembaga formal dapat melakukan research dengan melakukan rekayasa genetika terhadap varietas jahe yang diharapkan mempunyai sifat morfologi genetis seperti dalam bagan diatas tersebut.

Dalam hal benih jahe unggul, Jahemedia akam menyampaikan kelas benih sebagai bahan referensi untuk calo pembudidaya :
  1. Benih dasar
  2. Benih pokok
  3. Benih sebar

Benih tersebut diklasifikasikan oleh lembaga formal yang kompeten, yang biasanya ditandai dengan label yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut. Benih dasar berlabel putih, benih pokok berlabel ungu, benih sebar berlabel biru. Label benih tersebut biasanya digunakan untuk kepentingan administratif dalam lelang pengadaan benih.

Selanjutnya akan dibahas tentang proses cara mendapatkan bibit jahe yang baik dari rimpang benih jahe unggul. Ikuti terus paparan yang ada di Jahemedia, lebih baik kalau anda bisa membaca secara berurutan karena konten ini telah disusun secara berurutan agar memudahkan anda untuk menemukan pintu gerbang budidaya jahe.  Untuk informasi dan referensi proses membuat bibit jahe yang baik silahkan klik link >>> bibit jahe jahemedia >>>

Friday, January 23, 2015

Proses Bibit Jahe

Setelah menetapkan varietas benih jahe unggul dalam tahap perencanaan budidaya jahe, langkah selanjutnya adalah melakukan proses benih tersebut untuk menjadi bibit jahe unggul berkualitas siap tanam. Seperti sudah dibahas dalam literatur sebelumnya, bahwa proses standar untuk mendapatkan bibit jahe dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu :
  1. Metode Kultur Jaringan
  2. Metode perbanyakan secara generatif dengan melakukan proses pada benih jahe sehingga menjadi bibit jahe unggul berkualitas siap tanam

Dalam paparan ini, Jahemedia hanya akan menyajikan gambaran tentang proses pembuatan bibit jahe unggul berkualitas siap tanam. Secara standar proses tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut
 Berikut keterangan dari bagan tersebut :
  1. Jahe rimpang yang akan diproses menjadi menjadi bibit siap tanam adalah jahe yang masih berupa rimpang yang memenuhi standar benih yang baik. Dalam hal ini Jahemedia mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Balai Pengawas dan Sertifikasi yang merupakan lembaga formal yang memiliki memang mempunyai kompetensi dalam hal sertifikasi benih
  2. Jahe rimpang yang memenuhi standar benih yang baik adalah rimpang yang berasal dari varietas unggul, bebas OPT (organisme pengganggu tanaman), tingkat kemurnian varietas tinggi dan tingkat viabilitas benih
  3. Lakukan proses seleksi rimpang karena tidak semua rimpang jahe layak menjadi rimpang benih yang akan diproses jadi bibit jahe. Untuk rimpang jahe yang yang tidak layak dipergunakan menjadi rimpang benih, maka lakukan sortasi menjadi rimpang konsumsi
  4. Setelah dipastikan rimpang jahe yang akan kita proses memenuhi standar rimpang benih, maka lakukan seleksi kebusukan pada proses selanjutnya. Pada kasus ini, banyak ditemui rimpang benih yang tidak melewati fase proses ini, pada usia -/+6 BST (bulan setelah tanam), tanaman berpotensi terserang penyakit busuk rimpang. Tidak semua produsen bibit tahu teknis dalam proses ini, untuk itu bagi calon pembudidaya wajib berhati-hati dalam memutuskan dan memilih tempat pembelian bibit jahe.
  5. Dilanjutkan ke fase proses perkecambahan benih.

Proses tersebut diatas biasanya diperlukan waktu sampai dengan 6 minggu. Perlu dijadikan catatan penting, tidak semua penjual bibit jahe memahami proses standar pembibitan jahe yang baik. Jahemedia menyediakan bibit jahe berkualitas siap tanam, untuk mengetahui spesifikasinya silahkan klik >>> bibit jahe jahemedia >>>

Setelah mendapatkan bibit jahe yang sesuai dengan spesifikasi, maka kita akan masuk pada bahasan cara tanam jahe. Bagi anda yang belum membaca ulasan-ulasan sebelumnya dalam Jahemedia, kami memberikan arahan untuk membaca secara berurutan konten yang telah disajikan dalam menu Jahepedia, dikarenakan ulasan ini telah kami susun secara berurutan dengan tujuan agar calon pembudidaya bisa mendapatkan tahapan budidaya jahe. Untuk content cara tanam jahe dapat di klik di link >>> bibit jahe Jahemedia >>>

Thursday, January 22, 2015

Cara dan Teknik Tanam Jahe


Selanjutnya kita memasuki bahasan tentang teknis budidaya tentang cara tanam jahe. Jadi cara tanam jahe adalah salah satu tahapan dari budidaya jahe dan tentunya dalam menentukan teknik tanam jahe kita harus mengacu pada analisa yang telah kita buat dalam tahapan budidaya sebelumnya.

Bagi pembaca yang belum membaca bahasan sebelumnya, lebih idealnya anda membaca terlebih dahulu konten-konten dalam jahepedia secara berurutan, dikarenakan team jahepedia telah menyusun secara berurutan dengan tujuan agar mudah dipelajari.

Teknik tanam jahe adalah salah satu faktor dari 12 faktor penentu budidaya jahe. Dalam menentukan cara tanam jahe atau metode tanam jahe, maka kita wajib mempertimbangkan :

  1. Kondisi lingkungan lahan yang akan dipakai untuk budidaya jahe
  2. Analisa perhitungan budidaya

Berdasarkan pengalaman team Jahemedia yang lebih dari 5 tahun di berbagai wilayah sentra budidaya jahe, untuk metode cara tanam jahe ada 4 teknis tanam yang telah dikuasai dan dipahami oleh team Jahemedia. Harapan kami calon pembudidaya bisa mendapatkan pengalaman teknis tanam jahe dengan variasi cara tanam seperti tersebut diatas. Dengan mengetahui dan menguasai 4 teknis tanam ini, tentunya anda akan mempunyai pilihan cara tanam jahe yang paling efisien dan efektif terkait dengan budidaya jahe.

Jadi untuk teknik tanam jahe tidak hanya dengan menggunakan polibag saja. Dan menjadi catatan penting bahwa teknik tanam jahe dalam polibag, tidak menjamin hasil bobot panen yang tinggi seperti yang dilansir oleh banyak pihak dalam internet, yang sebenarnya mereka itu tidak mempunyai kompetensi dalam hal budidaya jahe. Untuk mendapatkan bobot optimal ada 12 faktor yang mempengaruhinya, jadi kalau ada pihak yang melakukan klaim bahwa bobot panen hanya ditentukan oleh pupuk saja, atau hanya oleh cara tanam saja atau hanya oleh bibit saja, tentunya statement tersebut sudah bisa dipastikan keluar dari orang yang belum mempunyai kompetensi dalam hal budidaya.

Sekali lagi pemilihan metode tanam jahe harus didasarkan pada sesuatu yang logis, realistis, efisien dan efektif dengan cara melalui inkubasi budidaya jahe dan analisa perhitungan economic analysis budidaya jahe. Untuk inilah, Jahemedia menyediakan referensi metode cara tanam jahe dengan 4 teknis tanam agar calon pembudidaya mempunyai keyakinan dan referensi kuat dalam hal budidaya jahe.

Metode cara tanam jahe dengan 4 teknis tanam jahe, oleh team Jahemedia telah disajikan dalam bentuk e-book panduan budidaya jahe lengkap. Bagi calon pembudidaya yang berminat dan ingin lebih serius atau ingin memulai usaha dibidang agrobisnis, saat ini anda bisa mendapatkan produk-produk Jahemedia yang telah dipersiapkan sebagai referensi teknis dan manajerial yang valid serta reliable berupa :
  1. e-book panduan budidaya jahe untuk skala budidaya kecil
  2. e-book panduan budidaya jahe untuk skala budidaya bisnis komersial
  3. pelatihan lapang pembuatan pupuk lengkap untuk kepentingan komersial dan budidaya tanaman
  4. pelatihan online pembuatan pupuk dengan teknologi dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai lembaga formal yang mempunyai kompetensi dan kapabilitas yang sudah terpercaya secara global
  5. dalam waktu dekat, team Jahemedia akan membuka program wirausaha yang secara langsung memberikan kepada anda sebuah unit usaha potensial dan sustainable. Program ini langsung bekerjasama dengan dua badan usaha sebagai praktisi bisnis dan telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga formal pemerintah

Untuk keterangan lebih lanjut anda bisa melakukan download prospectus produk-produk tersebut dengan melakukan klik pada download button dibawah ini.

Wednesday, January 21, 2015

Pupuk Untuk Tanaman Jahe


Pada bahasan ini Jahemedia hanya akan mengulas masalah pupuk untuk tanaman jahe. Untuk ulasan lebih lengkap tentang pupuk, anda bisa explore dalam menu pupukpedia yang ada dalam situs ini. Terkait dengan pupuk untuk tanaman jahe ini, berdasarkan banyak jurnal penelitian budidaya jahe yang valid, secara prinsip dosis kuantitas pemberian pupuk memberikan pengaruh nyata dengan potensi bobot panen.

Hal yang perlu menjadi catatan penting bagi calon pembudidaya adalah :

  1. Kebutuhan kandungan, dosis dan unsur hara dalam pupuk yang dibutuhkan tiap jenis tanaman berbeda, misalnya : tanaman buah kebutuhan pupuknya berbeda dengan tanaman umbi. Tentunya hal ini menjadi catatan penting bagi calon pembudidaya agar tetap logis dalam menyikapi penawaran satu merk pupuk yang bisa memberikan janji hasil panen optimal untuk semua tanaman.  
  2. Kebutuhan kandungan, dosis, unsur hara dalam pupuk dibutuhkan secara berbeda-beda sesuai dengan usia tanam. Pada umumnya untuk usia awal penanaman (tanaman usia muda) maka lebih dibutuhkan pupuk vegetatif.
  3. Pupuk adalah 1 dari 12 faktor penentu budidaya dengan hasil yang optimal. Jadi kita harus logis jika ada pihak-pihak yang "promosi" dengan memakai satu merk pupuk, hasil panen tanaman apapun dijamin fantastis, padahal untuk hasil panen optimal ada 12 faktor dan pupuk hanya salah satunya. Tentunya hal ini juga bisa dikatagorikan penyesatan informasi.

Dalam hal budidaya jahe, kebutuhan pupuk untuk tanaman jahe berbeda-beda sesuai dengan fase pertumbuhannya. Jahemedia telah menyusun dosis kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman jahe perminggunya yang disesuaikan dengan fase pertumbuhannya. Dengan mengetahui kebutuhan ini, diharapkan kita mendapatkan efisiensi dan efektifitas dalam pemberian pupuk untuk tanaman jahe sehingga produktifitasnya bisa optimal.

Secara prinsip macam pupuk yang dibutuhkan untuk tanaman jahe bisa digambarkan dalam bagan berikut

Merk pupuk tidak memberikan pengaruh apapun terhadap hasil panen optimal dalam budidaya jahe, yang menentukan dalam memberikan hasil panen optimal terkait dengan faktor pemupukan dalam budidaya jahe adalah :
  1. Kandungan dan komposisi pupuk
  2. Ketepatan dosis pupuk yang sesuai dengan fase pertumbuhannya
Jahemedia menyediakan pupuk khusus untuk budidaya jahe yang kandungan, komposisi dan dosis pupuknya telah disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman jahe. Untuk mendapatkannya bisa langsung melakukan order pesanan ke nomor kontak yang telah disediakan.

Terkait dengan pupuk pertanian, Jahemedia mempunyai produk unggulan yang memberikan nilai yang jauh lebih tinggi kepada anda yang berminat menjadi agropreneur. Jahemedia mempunyai program pelatihan pembuatan pupuk secara mandiri, yang benefitnya bisa anda lihat dalam link berikut ini..............................

Dalam hal pemupukan tanaman jahe, Jahemedia telah menyusun jadwal, dosis, kandungan dan komposisi pupuk untuk pemupukan tanaman jahe setiap minggunya. Bagi calon pembudidaya yang berminat dan ingin lebih serius atau ingin memulai usaha dibidang agrobisnis, saat ini anda bisa mendapatkan produk-produk Jahemedia yang telah dipersiapkan sebagai referensi teknis dan manajerial yang valid serta reliable berupa :
  1. e-book panduan budidaya jahe untuk skala budidaya kecil
  2. e-book panduan budidaya jahe lengkap untuk skala budidaya bisnis komersial
  3. pelatihan lapang pembuatan pupuk lengkap untuk kepentingan komersial dan budidaya tanaman
  4. pelatihan online pembuatan pupuk dengan teknologi dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai lembaga formal yang mempunyai kompetensi dan kapabilitas yang sudah terpercaya secara global
  5. dalam waktu dekat, team Jahemedia akan membuka program wirausaha yang secara langsung memberikan kepada anda sebuah unit usaha potensial dan sustainable. Program ini langsung bekerjasama dengan dua badan usaha sebagai praktisi bisnis dan telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga formal pemerintah
Untuk keterangan lebih lanjut anda bisa melakukan download prospectus produk-produk tersebut dengan melakukan klik pada download button dibawah ini.